Tuesday, July 13, 2010

Teori Perkembangan Nativisme

Tokoh teori Nativisme antara lain Schoupenhauer dan Arnold Gessel.. Penganut teori ini berasumsi bahwa setiap individu (anak) dilahirkan ke dunia dengan membawa faktor-faktor turunan (heredity) yang berasal dari orang tuanya dan faktor turunan tersebut menjadi faktor penentu perkembangan individu. Arnold Gessel percaya bahwa faktor turunan adalah penting; kematangan merupakan hal utama yang menentukan proses belajar; pertumbuhan dan perkembangan individu dikontrol oleh faktor kematangan dan kematangan mengontrol pola perkembangan individu; bagaimanapun faktor-faktor yang dimiliki individu menentukan pola dan gaya perkembangan individu (Yellon and Weinstein, 1977).
Tokoh utama aliran ini adalah Schoupenhauer, dalam artinya yang terbatas juga dapat kita masukkan dalam golongan ini Plato, Descartes, Lambroso dan pengikut-pengikutnya yang lain. Para ahli yang mengikuti pendirian ini biasanya mempertahankan kebenaran konsepsi ini dengan menunjukan berbagai kesamaan atau kemiripan antara orang tua dan anak-anaknya. Misalnya, kalau ayahnya ahli music maka kemungkinannya adalah besar bahwa anaknya juga menjadi ahli music; kalau ayahnya seorang pelukis, maka anaknya juga akan menjadi pelukis; kalau ayahnya ahli fisika, maka anaknya juga menjadi ahli fisika, dan sebagainya.
Adapun jika dipandang dari segi Ilmu Pendidikan teori ini tidak dapat dibenarkan: sebab jika benar segala sesuatu itu tergantung pada dasar, jadi pengaruh lingkungan dan pendidikan tidak ada, maka konsekuensinya harus kita tutup saja semua sekolah, sebab sekolah tidak mampu mengubah anak yang membutuhkan pertolongan. Tidak perlu ada ibu, guru, orang tua yang mendidik anak-anak karena hal itu tidak aka nada gunanya, yidak dapat memperbaiki keadaan yang sudah tersedia (ada) menurut dasar.
Implikasi teori Nativisme terhadap pendidikan yaitu kurang memberikan kemungkinan bagi pendidik dalam upaya mengubah kepribadian peserta didik. Berdasarkan hal itu peranan pendidikan atau sekolah sedikit sekali dapat dipertimbangkan untuk dapat mengubah perkembangan peserta didik. Akan tetapi hal yang demikian justru bertentangan dengan kenyataan yang kita hadapi, karena sudah ternyata sejak zaman dahulu hingga sekarang orang berusaha mendidik generasi muda, karena pendidikan ituhal yang dapat, perlu, bahkan harus dilakukan. Jadi konsepsi Nativisme ini tidak dapat dipertahankan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.